Wednesday, November 28, 2012

perkembangan keterampilan menulis



PROSES DAN TEORI PERKEMBANGAN KETERAMPILAN
BAHASA INDONESIA MENULIS



MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH
DASAR KEILMUAN BAHASA INDONESIA SD
yang dibina oleh
Bapak A. Badawi



oleh kelompok 6





um-lambang.png



UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN KEPEDIDIDKAN SEKOLAH DASAR DAN PRASEKOLAH
PRODI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
NOPEMBER  2012
BAB I
PENDAHULUAN

A.          Latar  Belakang  Masalah
Bahasa berfungsi sebagai alat komunikasi, pada era reformasi ini bahasa berperan lebih penting. Hal ini sesuai dengan pendapat Daoed Joesoef  (dalam Minto Rahayu 2007:5) yang disampaikan pada Kongres Bahasa Indonesia III (1983) di Jakarta: “Bangsa yang telah maju peradabannya ditandai tidak saja oleh kemampuannya menguasai alam, membangun industri berat, membuat jaringan jalan raya, dan sistem pelayanan jasa yang bermutu tinggi, tetapi juga oleh tingkat pemakaian bahasa dalam keanekaragaman kehidupan.”
Pembelajaran bahasa Indonesia di Sekolah Dasar mengarahkan siswa untuk memiliki kemampuan berbahasa yaitu: menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Kemampuan menulis di SD, siswa diharapkan agar dapat menulis secara efektif dan efesien berbagai jenis karangan dalam berbagai konteks (Depdiknas, 2006).
Menulis sebagai salah satu dari empat keterampilan berbahasa (menyimak, berbicara, membaca, dan menulis) yang diajarkan di sekolah dasar, merupakan sarana yang penting dikuasai siswa agar dapat mengungkapkan gagasan pendapat, pengalaman, dan perasaan dengan baik.
Penguasaan keterampilan menulis mutlak diperlukan dalam kehidupan sehari-hari, namun pada kenyataannya pembelajaran menulis karangan kurang perhatian yang serius. Pembelajaran menulis di SD sering kurang ditangani dengan baik. Kalaupun ada pelaksanaannya kurang sistematis. Guru hanya memberikan sebuah judul karangan yang harus dibuat oleh siswa dengan banyak lembar atau paragrap tertentu.

B.           Rumusan Masalah
1.              Apa  hakikat keterampilan bahasa Indonesia  menulis?
2.              Bagaimana proses keterampilan bahasa Indonesia menulis?






BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Menulis
Dalam menulis semua unsur keterampilan berbahasa harus dikonsentrasikan secara penuh agar mendapat hasil yang benar-benar baik. Henry Guntur Tarigan (1986: 15) menyatakan bahwa menulis dapat diartikan sebagai kegiatan menuangkan ide/gagasan dengan menggunakan bahasa tulis sebagai media penyampai.
Menurut Djago Tarigan dalam Elina Syarif, Zulkarnaini, Sumarno (2009: 5) menulis berarti mengekpresikan secara tertulis gagasan, ide, pendapat, atau pikiran dan perasaan. Lado dalam Elina Syarif, Zulkarnaini, Sumarno (2009: 5) juga mengungkapkan pendapatnya mengenai menulis yaitu: meletakkan simbol grafis yang mewakili bahasa yang dimengerti orang lain.
M. Atar Semi (2007: 14) dalam bukunya mengungkapkan pengertian menulis adalah suatu proses kreatif memindahkan gagasan ke dalam lambang-lambang tulisan. Menulis menurut McCrimmon (2008: 141) merupakan kegiatan menggali pikiran dan perasaan mengenai suatu subjek, memilih hal-hal yang akan ditulis, menentukan cara menuliskannya sehingga pembaca dapat memahaminya dengan mudah dan jelas.

B.     Hakikat Keterampilan Menulis
Menulis pada hakikatnya adalah suatu proses berpikir yang teratur, sehingga apa yang ditulis mudah dipahami pembaca. Sebuah tulisan dikatakan baik apabila memiliki ciri-ciri, antara lain bermakna, jelas, bulat dan utuh, ekonomis, dan memenuhi kaidah gramatika. Kemampuan menulis adalah kemampuan seseorang untuk menuangkan buah pikiran, ide, gagasan, dengan mempergunakan rangkaian bahasa tulis yang baik dan benar.
Kemampuan menulis seseorang akan menjadi baik apabila dia juga memiliki: (a) kemampuan untuk menemukan masalah yang akan ditulis, (b) kepekaan terhadap kondisi pembaca, (c) kemampuan menyusun perencanaan penelitian, (d) kemampuan menggunakan bahasa indonesia, (e) kemampuan memuali menulis, dan (f) kemam-puan memeriksa karangan sendiri. Kemampuan tersebut akan berkembang apabila ditunjang dengan kegaiatan membaca dan kekayaan kosakata yang dimilikinya.

C.    Tujuan Menulis
Menulis bertujuan mengungkapkan fakta-fakta, perasaan, sikap, dan isi pikiran secara jelas dan efektif kepada pembaca. Dengan menulis kita dapat meningkatkan kecerdasan, mengembangkan daya inisiatif dan kreativitas, menumbuhkan keberanian dan mendorong kemauan, serta kemampuan untuk mengumpulkan informasi (Suparno dalam Zulaeha 2010).
Beberapa kategori menulis bagi para pemula menurut Tarigan (1994:23) adalah:
a.       Memberitahukan atau mengajar disebut wacana informatif. (Informative discours)
b.      Meyakinkan atau mendesak disebut wacana persuasif. (persuasive discours)
c.       Menghibur atau menyenangkan yang mengandung tujuan estetik disebut tulisan literer atau wacana kesastraan. (litteraire discours)
d.      Mengutarakan atau mengekspresikan perasaan dan emosi yang berapi-api disebut wacana ekspresif. (ekspresif discours)

D.    Fungsi Menulis
`     Fungsi menulis dalam kegiatan berbahasa yang utama adalah sebagai alat komunikasi secara tertulis dan tidak langsung. Fungsi lain kegiatan menulis adalah sebagai berikut:
  1. Fungsi penataan
    Pada waktu kita menulis maka akan terjadi penataan gagasan, imajinasi, pendapat, dan lainnya. Selain itu, penggunaan bahasa akan mengiringi untuk mewujudkan sebuah tulisan. Oleh karena itu, gagasan, imajinasi, pendapat, itu mempunyai wujud yang tersusun.
  2. Fungsi pengawetan
    Menulis dapat berfungsi untuk mengutarakan sesuatu dalam wujud tertulis. Dokumen demikian itu sangat berharga, misalnya mengungkapkan kehidupan pada zaman dahulu.
  3. Fungsi penciptaan
    Dengan menulis, kita menciptakan sesuatu yaitu mewujudkan sesuatu yang baru. Karangan sastra, karangan filsafat, dan keilmuan menunjukkan fungsi demikian.
  4. Fungsi penyampaian
    “Penyampaian itu dapat terjadi bukan saja kepada orang yan berdekatan tempatnya, melainkan juga kepada orang yang berjauhan. Malahan penyampaian itu dapat terjadi pada masa yang berlainan.” (Rusyana, 1986:114)

E.     Manfaat Menulis
Menulis itu mempunyai banyak manfaat baik untuk pengetahuan maupun kesehatan. Ada beberapa ahli yang berpendapat tentang manfaat menulis. Dalam buku yang ditulis Hernowo berjudul Quantum Writing (2006), Pennebaker menyimpulkan bahwa menulis dapat menjernihkan pikiran, menghilangkan trauma, mendapatkan dan menggali informasi-informasi baru, membantu menyelesaikan masalah, dan membantu seseorang menulis ketika terpaksa harus menulis.
Sementara itu, Komiadi (2008:13) berpendapat manfaat menulis antara lain: (1) menulis menimbulkan rasa ingin tahu (curiocity) dan melatih kepekaan dalam melihat realitas di sekitar; (2) mendorong untuk mencari referensi seperti buku, majalah, koran, jurnal, dan sejenisnya; (3) berlatih untuk menyusun pemikiran dan argumen secara runtut, sistematis, dan logis; (4) menulis secara psikologis akan mengurangi tingkat ketegangan dan stress; (5) dengan menulis dimana hasil tulisan dimuat oleh media massa atau diterbitkan oleh suatu penerbit akan mendapatkan kepuasan batin karena tulisannya dianggap bermanfaat bagi orang lain, selain itu juga memperoleh honorium (penghargaan); dan (6) dengan menulis di mana tulisan dibaca oleh orang banyak membuat sang penulis semakin popular dan dikenal oleh publik pembaca.

F.     Prinsip Menulis
Menurut Pirera dan Tasai (1995:27) mengemukakan prinsip prinsip menulis adalah: (1) menulis tidak da-pat dipisahkan dari membaca. Pada jenjang pendidikan dasar pembelajaran menulis dan membaca terjadi secara serempak, (2) pembelajaran menulis adalah pembelajaran disiplin berpikir dan disiplin berbahasa, (3) pembelajaran menulis adalah pembel-ajaran tata tulis atau ejaan dan tanda baca bahasa Indonesia, dan (4) pembelajaran menulis berlangsung secara berjenjang bermula dari menyalin sampai dengan menulis ilmiah.
G.    Proses Menulis (writing process)
Sebagai suatu proses, menulis merupakan keterampilan mekanis yang dapat dipahami dan dipelajari. Menulis sebagai suatu proses mengandung makna bahwa menulis terdiri dari tahapan-tahapan. Tahapan-tahapan tersebut adalah pramenulis (prewriting), penyusunan dan pemaparan konsep (drafting), perbaikan (revsing), penyuntingan (editing), dan penerbitan (publisihing) (Tompkins, 1997:10).
  1.  Pramenulis (prewriting)
Pada tahap pramenulis siswa berusaha mengemukakan apa yang akan mereka tulis. Dalam hal ini guru dapat menggunakan berbagai strategi untuk membantu siswa memilih tema dan menentukan topik tulisan. Topik tulisan sangat menentukan lancarnya proses menulis. Tema harus sesuai dengan minat dan skemata siswa.
Untuk mengatasi hal itu guru dapat melakukan kolaborasi melalui curah pendapat sehingga dapat melahirkan tema dan topik tulisan yang sesuai dengan minat dan keinginan mereka. Selain dengan curah pendapat juga dapat dilakukan dengan membaca atau menelaah bentuk tulisan.


  1. Menulis Konsep (drafting)
Tahap ini siswa mengroganisasikan dan mengembangkan ide yang telah dikumpulkannya lewat kegiatan curah pendapat dalam bentuk draft kasar. Untuk membantu siswa mengembangkan ide dan menyusun konsep tulisannya, dapat dilakukan dengan pemberian chart struktur cerita sebagai media untuk menuangkan semua ide yang dimilikinya. Hal ini bertujuan agar siswa tidak ragu-ragu, karena pada tahap berikutnya akan diperbaiki, diubah, dan disusun ulang.

  1.  Merevisi (revising)
Pada tahap perbaikan siswa melihat kembali tulisannya untuk selanjutnya menambah, mengganti, atau menghilangkan sebagian ide berkaitan dengan penggarapan struktur cerita yang telah ditulisnya.

  1. Mengedit (editing)
Penyuntingan merupakan tahap penyempurnaan tulisan yang dilakukan sebelum dipublikasikan. Pada tahap ini siswa menulis kembali draft cerita yang telah dibuatnya melalui pengerjaan chart sehingga menjadi sebuah karangan yang utuh. Pada tahap ini siswa memperbaiki kesalahan yang bersifat mekanis berkaitan dengan ejaan dan tanda baca.

  1. Publikasi (publisihing)
Setelah semua tahap terlewati, maka sebagai tahap akhir adalah tahap publikasi. Siswa mempublikasikan hasil tulisannya melalui kegiatan berbagai hasil tulisan cerita (sharing). Kegiatan ini dapat dilakukan melalui kegiatan penugasan untuk membacakan hasil karangan atau ditempel pada majalah dinding sekolah atau di depan kelas.


BAB III
PENUTUP

A.  KESIMPULAN
Menulis pada hakikatnya adalah suatu proses berpikir yang teratur, sehingga apa yang ditulis mudah dipahami pembaca. Sebuah tulisan dikatakan baik apabila memiliki ciri-ciri, antara lain bermakna, jelas, bulat dan utuh, ekonomis, dan memenuhi kaidah gramatika. Kemampuan menulis adalah kemampuan seseorang untuk menuangkan buah pikiran, ide, gagasan, dengan mempergunakan rangkaian bahasa tulis yang baik dan benar.
Menulis sebagai suatu proses mengandung makna bahwa menulis terdiri dari tahapan-tahapan. Tahapan-tahapan tersebut adalah pramenulis (prewriting), penyusunan dan pemaparan konsep (drafting), perbaikan (revsing), penyuntingan (editing), dan penerbitan (publisihing)


DAFTAR RUJUKAN
Akhadiah, Sabarti,dkk. 1991. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia Jakarta : AirlanggaTarigan, H.G. 1987. Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung:Angkasa.
http://meylanarzhanty.blogspot.com/2011/12/keterampilan-menulis.html
http://bahasa.kompasiana.com/2012/03/25/hakikat-keterampilan-menulis/

No comments:

Post a Comment