Thursday, May 22, 2014

PENDEKATAN EKLEKTIK DAN ANALITIK-PLURALISTIK



A.  Pendekatan Eklektik
Wilford A. Weber menyatakan bahwa pendekatan dengan cara menggabungkan semua aspek terbaik dari berbagai pendekatan manajemen kelas untuk menciptakan suatu kebulatan atau keseluruhan yang bermakna, yang secara filosofis, teoritis, dan/atau psikologis dinilai benar, yang bagi guru merupakan sumber pemilihan perilaku pengelolaan tertentu yang sesuai dengan situasi disebut pendekatan eklektik (Wilfor A. Weber, 1986). Dua syarat yang perlu dikuasai oleh guru dalam menerapkan pendekatan eklektik yaitu:
1)        Menguasai pendekatan-pendekatan manajemen kelas yang potensial, seperti pendekatan pengubahan perilaku, penciptaan iklim sosio-emosional, proses kelompok.
2)        Dapat memilih pendekatan yang tepat dan melaksanakan prosedur yang sesuai dengan baik dalam masalah manajemen kelas (M. Entang dan T. Raka Joni, 1983:43).
Bentuk pengajaran yang menggunakan pendekatan eklektik ini adalah menggabungkan elemen-elemen daripada kedua-dua pendekatan iaitu induktif atau deduktif. Rasional amalan pendekatan induktif dan deduktif dalam sesi pengjaran dan pembelajaran ialah kerana pelajar-pelajar terdiri daripada pelbagai aras dan kebolehan. Ada pelajar yang senang atau mudah memahami isi pelajaran jika diberi contoh dahulu dan ada pula pelajar yang mudah faham jika dibuat generalisasi terlebih dahulu dan diakhiri pengajaran pada hari itu dengan mengemukakan contoh-contoh bagi menjelaskan maksud atau konsep sesuatu perkara.
Jika seseorang guru memilih pendekatan deduktif, langkah-langkah pengajaran berikut boleh digunakan:
1.    Guru menerangkan generalisasi/hukum-hukum atau peraturan
2.    Guru menggunakan contoh untuk menerangkan generalisasi tersebut
3.    Guru mengaitkan contoh dan menjelaskan generaalisasi tersebut.

Pendekatan eklektik merupakan gabungan daripada dua pendekatan lain yaitu pendekatan deduktif dan induktif.  Pendekatan eklektik bermaksud pengajaran disampaikan dengan menggabungkan semua atau sebahagian daripada ciri-ciri sesuatu kaedah ke dalam kaedah yang baru.
Pengajaran eklektik amat penting dalam membantu meningkatkan kemahiran mengeja dan juga kemahiran membaca dalam kalangan kanak-kanak.
Pendekatan eklektik digunakan apabila sesuatu pengajaran memerlukan guru menggunakan berbagai-bagai pendekatan tidak hanya dengan penggunaan satu bidang pendekatan yang mirip kepada satu teori saja.

Kelebihan Pendekatan Eklektik
1.      Guru dapat membuat pengajaran lebih bervariasi dan lebih menarik
2.      Masalah perbedaan individu, materi lingkungan belajar yang kurang menarik dapat dipecahkan.
3.      Guru dapat lebih percaya diri dan meyakinkan dalam mengajarkan keterampilan berbahasa.
4.      Dapat digalakkan keaktifan siswa belajar dengan sistem CBSA.
5.      Guru dapat menyampaikan materi pelajaran secara lebih cepat.
6.      Guru dapat menghidupkan suasana belajar mengajar di kelas.
7.      Siswa akan bersemangat dalam belajar/tidak cepat jenuh
8.      Dapat lebih membuat siswa berkonsentrasi pada pelajaran.

Kekurangan pendekatan Eklektik
Penggunaan pendekatan ini dalam suatu situasi mungkin dipergunakan salah satu dan dalam situasi lain mungkin harus mengkombinasikan dan atau ketiga pendekatan tersebut (potensialitas, kreatifitas, dabn inisiatif).

Simpulannya adalah bahwa kemampuan guru memilih strategis manajemen kelas yang tepat sangat tergantung pada kemampuannya menganalisis masalah manajemen kelas yang dihadapinya. Pendekatan Perubahan Tingkah Laku dipilih, misalnya bila tujuan tindakan manajemen kelas yang akan dilakukan adalah menguatkan tingkah laku peserta didik yang baik dan/atau menghilangkan perilaku peserta didik yang kurang baik; pendekatan Penciptaan Iklim Sosio-emosional dipergunakan apabila sasaran tindakan manajemen kelas adalah peningkatan hubungan antar pribadi guru dan peserta didik; sementara itu pendekatan Proses Kelompok dianut bila seorang guru ingin kelompoknya melakukan kegiatan secara produktif.

B.  Pendekatan Analitik-Pluralistik
Menurut Aminuddin (2004:44) Pendekatan analitis merupakan pendekatan yang berupaya membantu pembaca memahami gagasan, cara pengarang menampilkan gagasan, sikap pengarang, unsur instrinsik dan hubungan antara elemen itu sehingga dapat membentuk keselarasan dan kesatuan dalam rangka terbentuknya totalitas bentuk dan maknanya.
Berbeda dengan pendekatan eklektik, pendekatan analitik pluralistik memberi kesempatan kepada guru memilih strategi manajemen kelas atau gabungan beberapa strategi dari berbagai pendekatan manajemen yang dianggap mempunyai potensi terbesar berhasil menanggulangi masalah manajemen kelas dalam situasi yang telah dianalisis. Guru yang bijaksana menghargai pendekatan dan strategi manajemen kelas yang mempunyai konsep yang baik. Dengan demikian, pendekatan analitik pluralistik memperluas jangkauan pendekatan. Pendekatan analitik pluralistik berupa pemilihan di antara berbagai strategi manajemen kelas suatu atau beberapa strategi yang mempunyai kemungkinan menciptakan dan menampung kondisi-kondisi yang memberi kemudahan kepada pembelajaran yang efektif dan efisien.
Pendekatan analitik pluralistik tidak mengikat guru pada serangkaian strategi manajerial tertentu saja. Guru bebas mempertimbangkan semua strategi yang mungkin efektif. Terdapat empat tahap pendekatan analitik pluralistik yang perlu dicermati dalam penggunaannya.
1)      Menentukan kondisi kelas yang diinginkan
Langkah pertama dalam proses memanajemeni kelas yang efektif ialah menentukan kondisi kelas yang ideal. Guru perlu mengetahui dengan jelas dan mendalam tentang kondisi-kondisi yang menurut penilaiannya akan memungkinkan mengajar secara efektif. Di samping itu guru hendaknya menyadari perlunya terus menerus menilai manfaat pemahamannya dan mengubahnya apabila keadaan menuntutnya. Keuntungan utama terciptanya kondisi kelas yang diyakini guru sesuai adalah:
a.         Guru tidak memandang kelas semata-mata hanya sebagai reaksi atas masalah yang timbul.
b.        Guru akan memiliki seperangkat tujuan yang mengarahkan upayanya dan yang menjadi tolak ukur penilaian atas hasil upayanya.
2)      Menganalisis kondisi yang nyata
Setelah menentukan kondisi kelas yang diinginkan, guru selanjutnya menganalisis keadaan yang ada, yakni membandingkan keadaan yang nyata dengan keadaan yang diharapkan. Dengan demikian, analisis ini akan memungkinkan guru mengetahui:
a.       Kesenjangan antara kondisi sekarang dan yang diharapkan, kemudian menentukan kondisi yang perlu mendapat perhatian segera dan mana yang dapat diselesaikan kemudian, dan kondisi mana yang memerlukan pemantauan.
b.      Masalah yang mungkin terjadi yakni kesenjangan yang mungkin timbul jika guru gagal mengambil tindakan pencegahan.
c.       Kondisi sekarang yang perlu dipelihara dan dipertahankan karena dianggap sudah baik. Asumsi tahap kedua dari analitik pluralistik ini adalah bahwa guru yang efektif adalah guru yang terampil menganalisis interaksi kelas dan peka terhadap apa yang sedang terjadi di kelasnya.
3)      Memilih dan menggunakan strategi pengelolaan
Guru yang efektif adalah guru yang menguasai berbagai strategi manajerial yang terkandung di dalam berbagai pendekatan manajemen kelas, dan mampu memilih serta menggunakan strategi yang paling sesuai dalam situasi tertentu yang telah dianalisis sebelumnya. Proses pemilihan ini dapat dianggap sebagai suatu kerja komputer, guru memeriksa strategi-strategi yang tersimpan dalam sel-sel komputer dan memilih strategi yang memberikan harapan untuk meningkatkan kondisi yang dianggap sesuai.
4)      Menilai efektivitas pengelolaan
Dalam tahap ini guru menilai efektivitas dalam pengelolaannya. Artinya dari waktu ke waktu guru harus menilai sejauh mana keberhasilan menciptakan dan memelihara kondisi yang sesuai. Proses penilaian ini memusatkan perhatian kepada dua perangkat perilaku. Perilaku pertama adalah perilaku guru, dalam arti sejauh mana guru telah menggunakan perilaku manajemen yang direncanakan akan dilakukan. Perilaku kedua adalah perilaku peserta didik, yaitu sejauh mana peserta didik berperilaku yang sesuai, yakni apakah mereka telah melakukan apa-apa yang diharapkan untuk dilakukan.

Kelebihan pendekatan  Analitik Pluralistik
Guru dapat memilih dan menggabungkan secara bebas pendekatan- pendekatan sesuai dengan kemampuan selama maksud dan penggunaannnya untuk pengelolaan kelas sehingga proses belajar mengajar berjalan secara efektif dan efisien.
Kelemahan pendekatan Analitik Pluralistik
Kelemahanya mendominasi tergantung berdasarkan jenis pendekatan apa yang akan dipakai guru dalam mengatasi masalah yang dihadapinya.














Sumber:
Rokhayati, Puji. 2012. Pendekatan dalam manajemen kelas. (online) http://pujirokhayanti99.blogspot.com/2012/10/pendekatan-dalam-manajemen-kelas.html, (di unduh tgl 29 januari 2014)
Rachman, Maman. 1997. Manajemen Kelas. Semarang:Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
http://chamdazone.blogspot.com/2010/07/manajemen-kelas.html (di akses tgl 1 februari 2014)

No comments:

Post a Comment