PROSES
DAN TEORI PERKEMBANGAN KETERAMPILAN
BAHASA INDONESIA MENULIS
BAHASA INDONESIA MENULIS
MAKALAH
UNTUK
MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH
DASAR KEILMUAN BAHASA INDONESIA SD
yang dibina oleh Bapak A. Badawi
DASAR KEILMUAN BAHASA INDONESIA SD
yang dibina oleh Bapak A. Badawi
oleh kelompok 6

UNIVERSITAS
NEGERI MALANG
FAKULTAS
ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN
KEPEDIDIDKAN SEKOLAH DASAR DAN PRASEKOLAH
PRODI
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
NOPEMBER 2012
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Bahasa berfungsi sebagai alat komunikasi, pada era
reformasi ini bahasa berperan lebih penting. Hal ini sesuai dengan pendapat
Daoed Joesoef (dalam Minto Rahayu 2007:5) yang disampaikan pada Kongres
Bahasa Indonesia III (1983) di Jakarta: “Bangsa yang telah maju peradabannya
ditandai tidak saja oleh kemampuannya menguasai alam, membangun industri berat,
membuat jaringan jalan raya, dan sistem pelayanan jasa yang bermutu tinggi,
tetapi juga oleh tingkat pemakaian bahasa dalam keanekaragaman kehidupan.”
Pembelajaran bahasa Indonesia di Sekolah Dasar
mengarahkan siswa untuk memiliki kemampuan berbahasa yaitu: menyimak,
berbicara, membaca, dan menulis. Kemampuan menulis di SD, siswa diharapkan agar
dapat menulis secara efektif dan efesien berbagai jenis karangan dalam berbagai
konteks (Depdiknas, 2006).
Menulis sebagai salah satu dari empat keterampilan
berbahasa (menyimak, berbicara, membaca, dan menulis) yang diajarkan di sekolah
dasar, merupakan sarana yang penting dikuasai siswa agar dapat mengungkapkan
gagasan pendapat, pengalaman, dan perasaan dengan baik.
Penguasaan keterampilan menulis mutlak diperlukan
dalam kehidupan sehari-hari, namun pada kenyataannya pembelajaran menulis
karangan kurang perhatian yang serius. Pembelajaran menulis di SD sering kurang
ditangani dengan baik. Kalaupun ada pelaksanaannya kurang sistematis. Guru
hanya memberikan sebuah judul karangan yang harus dibuat oleh siswa dengan
banyak lembar atau paragrap tertentu.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa hakikat keterampilan bahasa
Indonesia menulis?
2.
Bagaimana proses keterampilan bahasa Indonesia menulis?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Menulis
Dalam menulis semua unsur keterampilan berbahasa harus dikonsentrasikan
secara penuh agar mendapat hasil yang benar-benar baik. Henry Guntur Tarigan
(1986: 15) menyatakan bahwa menulis dapat diartikan sebagai kegiatan menuangkan
ide/gagasan dengan menggunakan bahasa tulis sebagai media penyampai.
Menurut Djago Tarigan dalam Elina Syarif, Zulkarnaini, Sumarno
(2009: 5) menulis berarti mengekpresikan secara tertulis gagasan, ide,
pendapat, atau pikiran dan perasaan. Lado dalam Elina Syarif, Zulkarnaini,
Sumarno (2009: 5) juga mengungkapkan pendapatnya mengenai menulis yaitu:
meletakkan simbol grafis yang mewakili bahasa yang dimengerti orang lain.
M. Atar Semi (2007: 14) dalam bukunya mengungkapkan pengertian
menulis adalah suatu proses kreatif memindahkan gagasan ke dalam
lambang-lambang tulisan. Menulis menurut McCrimmon (2008: 141) merupakan
kegiatan menggali pikiran dan perasaan mengenai suatu subjek, memilih hal-hal
yang akan ditulis, menentukan cara menuliskannya sehingga pembaca dapat
memahaminya dengan mudah dan jelas.
B.
Hakikat Keterampilan Menulis
Menulis pada hakikatnya adalah suatu proses berpikir yang teratur,
sehingga apa yang ditulis mudah dipahami pembaca. Sebuah tulisan dikatakan baik
apabila memiliki ciri-ciri, antara lain bermakna, jelas, bulat dan utuh,
ekonomis, dan memenuhi kaidah gramatika. Kemampuan menulis adalah kemampuan
seseorang untuk menuangkan buah pikiran, ide, gagasan, dengan mempergunakan
rangkaian bahasa tulis yang baik dan benar.
Kemampuan menulis seseorang akan menjadi baik apabila dia juga
memiliki: (a) kemampuan untuk menemukan masalah yang akan ditulis, (b) kepekaan
terhadap kondisi pembaca, (c) kemampuan menyusun perencanaan penelitian, (d)
kemampuan menggunakan bahasa indonesia, (e) kemampuan memuali menulis, dan (f)
kemam-puan memeriksa karangan sendiri. Kemampuan tersebut akan berkembang
apabila ditunjang dengan kegaiatan membaca dan kekayaan kosakata yang
dimilikinya.
C.
Tujuan
Menulis
Menulis
bertujuan mengungkapkan fakta-fakta, perasaan, sikap, dan isi pikiran secara
jelas dan efektif kepada pembaca. Dengan menulis kita dapat meningkatkan
kecerdasan, mengembangkan daya inisiatif dan kreativitas, menumbuhkan
keberanian dan mendorong kemauan, serta kemampuan untuk mengumpulkan informasi
(Suparno dalam Zulaeha 2010).
Beberapa kategori menulis bagi para pemula menurut
Tarigan (1994:23) adalah:
a.
Memberitahukan atau mengajar disebut
wacana informatif. (Informative discours)
b.
Meyakinkan atau mendesak disebut
wacana persuasif. (persuasive discours)
c.
Menghibur atau menyenangkan yang
mengandung tujuan estetik disebut tulisan literer atau wacana kesastraan. (litteraire discours)
d.
Mengutarakan atau mengekspresikan
perasaan dan emosi yang berapi-api disebut wacana ekspresif. (ekspresif discours)
D.
Fungsi
Menulis
` Fungsi menulis dalam kegiatan berbahasa
yang utama adalah sebagai alat komunikasi secara tertulis dan tidak langsung.
Fungsi lain kegiatan menulis adalah sebagai berikut:
- Fungsi
penataan
Pada waktu kita menulis maka akan terjadi penataan gagasan, imajinasi, pendapat, dan lainnya. Selain itu, penggunaan bahasa akan mengiringi untuk mewujudkan sebuah tulisan. Oleh karena itu, gagasan, imajinasi, pendapat, itu mempunyai wujud yang tersusun. - Fungsi
pengawetan
Menulis dapat berfungsi untuk mengutarakan sesuatu dalam wujud tertulis. Dokumen demikian itu sangat berharga, misalnya mengungkapkan kehidupan pada zaman dahulu. - Fungsi
penciptaan
Dengan menulis, kita menciptakan sesuatu yaitu mewujudkan sesuatu yang baru. Karangan sastra, karangan filsafat, dan keilmuan menunjukkan fungsi demikian. - Fungsi
penyampaian
“Penyampaian itu dapat terjadi bukan saja kepada orang yan berdekatan tempatnya, melainkan juga kepada orang yang berjauhan. Malahan penyampaian itu dapat terjadi pada masa yang berlainan.” (Rusyana, 1986:114)
E. Manfaat Menulis
Menulis itu mempunyai banyak manfaat baik untuk pengetahuan
maupun kesehatan. Ada beberapa ahli yang berpendapat tentang manfaat menulis.
Dalam buku yang ditulis Hernowo berjudul Quantum Writing (2006),
Pennebaker menyimpulkan bahwa menulis dapat menjernihkan pikiran, menghilangkan
trauma, mendapatkan dan menggali informasi-informasi baru, membantu
menyelesaikan masalah, dan membantu seseorang menulis ketika terpaksa harus
menulis.
Sementara itu, Komiadi (2008:13) berpendapat manfaat menulis
antara lain: (1) menulis menimbulkan rasa ingin tahu (curiocity) dan
melatih kepekaan dalam melihat realitas di sekitar; (2) mendorong untuk mencari
referensi seperti buku, majalah, koran, jurnal, dan sejenisnya; (3) berlatih
untuk menyusun pemikiran dan argumen secara runtut, sistematis, dan logis; (4)
menulis secara psikologis akan mengurangi tingkat ketegangan dan stress; (5)
dengan menulis dimana hasil tulisan dimuat oleh media massa atau diterbitkan
oleh suatu penerbit akan mendapatkan kepuasan batin karena tulisannya dianggap
bermanfaat bagi orang lain, selain itu juga memperoleh honorium (penghargaan);
dan (6) dengan menulis di mana tulisan dibaca oleh orang banyak membuat sang
penulis semakin popular dan dikenal oleh publik pembaca.
F.
Prinsip Menulis
Menurut Pirera
dan Tasai (1995:27) mengemukakan prinsip prinsip menulis adalah: (1) menulis
tidak da-pat dipisahkan dari membaca. Pada jenjang pendidikan dasar
pembelajaran menulis dan membaca terjadi secara serempak, (2) pembelajaran
menulis adalah pembelajaran disiplin berpikir dan disiplin berbahasa, (3)
pembelajaran menulis adalah pembel-ajaran tata tulis atau ejaan dan tanda baca
bahasa Indonesia, dan (4) pembelajaran menulis berlangsung secara berjenjang
bermula dari menyalin sampai dengan menulis ilmiah.
G.
Proses Menulis (writing process)
Sebagai suatu
proses, menulis merupakan keterampilan mekanis yang dapat dipahami dan
dipelajari. Menulis sebagai suatu proses mengandung makna bahwa menulis terdiri
dari tahapan-tahapan. Tahapan-tahapan tersebut adalah pramenulis (prewriting),
penyusunan dan pemaparan konsep (drafting), perbaikan (revsing),
penyuntingan (editing), dan penerbitan (publisihing) (Tompkins,
1997:10).
- Pramenulis (prewriting)
Pada tahap
pramenulis siswa berusaha mengemukakan apa yang akan mereka tulis. Dalam hal
ini guru dapat menggunakan berbagai strategi untuk membantu siswa memilih tema
dan menentukan topik tulisan. Topik tulisan sangat menentukan lancarnya proses
menulis. Tema harus sesuai dengan minat dan skemata siswa.
Untuk mengatasi hal itu guru dapat melakukan kolaborasi melalui
curah pendapat sehingga dapat melahirkan tema dan topik tulisan yang sesuai
dengan minat dan keinginan mereka. Selain dengan curah pendapat juga dapat
dilakukan dengan membaca atau menelaah bentuk tulisan.
- Menulis Konsep (drafting)
Tahap ini siswa
mengroganisasikan dan mengembangkan ide yang telah dikumpulkannya lewat kegiatan
curah pendapat dalam bentuk draft kasar. Untuk membantu siswa mengembangkan ide
dan menyusun konsep tulisannya, dapat dilakukan dengan pemberian chart
struktur cerita sebagai media untuk menuangkan semua ide yang dimilikinya.
Hal ini bertujuan agar siswa tidak ragu-ragu, karena pada tahap berikutnya akan
diperbaiki, diubah, dan disusun ulang.
- Merevisi (revising)
Pada tahap
perbaikan siswa melihat kembali tulisannya untuk selanjutnya menambah,
mengganti, atau menghilangkan sebagian ide berkaitan dengan penggarapan
struktur cerita yang telah ditulisnya.
- Mengedit (editing)
Penyuntingan
merupakan tahap penyempurnaan tulisan yang dilakukan sebelum dipublikasikan.
Pada tahap ini siswa menulis kembali draft cerita yang telah dibuatnya melalui
pengerjaan chart sehingga menjadi sebuah karangan yang utuh. Pada tahap
ini siswa memperbaiki kesalahan yang bersifat mekanis berkaitan dengan ejaan
dan tanda baca.
- Publikasi (publisihing)
Setelah semua
tahap terlewati, maka sebagai tahap akhir adalah tahap publikasi. Siswa
mempublikasikan hasil tulisannya melalui kegiatan berbagai hasil tulisan cerita
(sharing). Kegiatan ini dapat dilakukan melalui kegiatan penugasan untuk
membacakan hasil karangan atau ditempel pada majalah dinding sekolah atau di
depan kelas.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Menulis pada
hakikatnya adalah suatu proses berpikir yang teratur, sehingga apa yang ditulis
mudah dipahami pembaca. Sebuah tulisan dikatakan baik apabila memiliki
ciri-ciri, antara lain bermakna, jelas, bulat dan utuh, ekonomis, dan memenuhi
kaidah gramatika. Kemampuan menulis adalah kemampuan seseorang untuk menuangkan
buah pikiran, ide, gagasan, dengan mempergunakan rangkaian bahasa tulis yang
baik dan benar.
Menulis sebagai
suatu proses mengandung makna bahwa menulis terdiri dari tahapan-tahapan.
Tahapan-tahapan tersebut adalah pramenulis (prewriting), penyusunan dan
pemaparan konsep (drafting), perbaikan (revsing), penyuntingan (editing),
dan penerbitan (publisihing)
DAFTAR RUJUKAN
Akhadiah,
Sabarti,dkk. 1991. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia Jakarta
: AirlanggaTarigan, H.G. 1987. Menulis sebagai Suatu Keterampilan
Berbahasa. Bandung:Angkasa.
http://meylanarzhanty.blogspot.com/2011/12/keterampilan-menulis.html
No comments:
Post a Comment