UNTUK MEMENUHI TUGAS
MATAKULIAH
PERKEMBANGAN
PESERTA DIDIK
yang dibina oleh Pak Dimyati
oleh
Enya Dibna
Dirigwa 120151401078
Rida Novi 120151401102
Jefri Anggy Lukmana 120151406044
Suci Aprilia Wahyuningtyas 120151406006

PENDAHULUAN
Lingkungan sangatlah erat kaitannya dengan
perkembangan anak. Di lingkungan-lah seorang anak belajar, bersosialisasi, juga
bermain. Lingkungan memiliki tugas untuk mengembangkan potensi-potensi yang
dimiliki anak. Menurut Ki Hadjar Dewantara lingkungan diklasifikasikan menjadi
tiga yaitu lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Dalam bab ini kami
akan menjelaskan tentang peran lingkungan keluarga terhadap perkembangan
potensi anak.
BAB II
PEMBAHASAN
Keluarga telah dikenal sebagai lingkungan pendidikan
yang pertama dan utama. Predikat ini mengindikasikan betapa berperan dan
berpengaruhnya lingkungan keluarga terhadap pembentukan perilaku dan
kepribadian anak. Keluarga merupakan pihak yang paling awal memberikan banyak
perlakuan kepada anak. Apa yang dilakukan dan diberikan oleh pihak keluarga
tersebut, maka akan menjadi sumber perlakuan pertama yang mempengaruhi
pembentukan karakteristik pribadi dan perilaku anak. Dalam hal perkembangan
kognisi anak, keluarga lebih bersifat memberikan dukungan baik dalam hal
penyediaan fasilitas maupun penciptaan suasana belajar yang kondusif.
Sebaliknnya, dalam hal pembentukan perilaku, sikap dan kebiasaan, penanaman
nilai, dan perilaku-perilaku sejenisnya, lingkungan keluarga akan lebih
dominan. Di sini lingkungan keluarga dapat memberikan pengaruh kuat dan
sifatnya langsung. Berkenaan dengan pengembangan aspek-aspek perilaku itu,
keluarga dapat berfungsi langsung sebagai lingkungan kehidupan nyata untuk
mempraktekkan aspek-aspek perilaku dan inilah yang menjadi landasan pembuatan
Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 2/1989. Dalam UU tersebut berbunyi bahwa keluarga merupakan bagian dari jalur
pendidikan luar sekolah yang memberikan keyakinan agama, nilai budaya, nilai-nilai
moral dan ketrampilan.
1. Fungsi Keluarga
1.1
Fungsi dalam
pembentukan kepribadian
a.
Sebagai
pengalaman pertama masa kanak-kanak
b.
Menjamin
kehidupan emosional anak
c.
Menanamkan
dasar pendidikan moral anak
d.
Memberikan
dasar pendidikan sosial
e.
Meletakan
dasar-dasar pendidikan agama
f.
Bertanggung
jawab dalam memotivasi dan mendorong keberhasilan anak
g.
Memberikan
kesempatan belajar dengan mengenalkan berbagai ilmu pengetahuan dan
keterampilan yang berguna bagi kehidupannya kelak sehingga ia mampu
menjadi manusia dewasa yang mandiri.
h.
Menjaga
kesehatan anak sehingga ia dapat dengan nyaman menjalankan proses belajar yang
utuh.
1.2
Fungsi keluarga
dalam mendukung pendidikan anak
a.
Memperhatikan
sekolah anaknya dengan cara memperhatikan pengalaman-pengalaman sang anak dan
menghargai segala usahanya;
b.
Menunjukkan
kerjasama kepada sang anak dengan cara membimbingnya dalam belajar maupun
menyelesaikan pekerjaan rumah (PR) dan memotivasinya;
c.
Bekerja sama
dengan guru untuk mengatasi kesulitan belajar anak;
d.
bersama
anak mempersiapkan jenjang pendidikan yang akan dimasuki dan mendampingi selama
menjalani proses belajar di lembaga pendidikan.
Untuk dapat
menjalankan fungsi tersebut secara maksimal, orang tua harus memiliki kualitas
diri yang memadai, sehingga anak-anak akan berkembang sesuai dengan harapan.
Artinya orang tua harus memahami hakikat dan peran mereka sebagai orang tua
dalam membesarkan anak, membekali diri dengan ilmu tentang pola pengasuhan yang
tepat, pengetahuan tentang pendidikan yang dijalani anak, dan ilmu tentang
perkembangan anak, sehingga tidak salah dalam menerapkan suatu bentuk pola
pendidikan terutama dalam pembentukan kepribadian anak. Pendampingan orang tua
dalam pendidikan anak diwujudkan dalam suatu cara-cara orang tua mendidik anak.
Cara orang tua mendidik anak inilah yang disebut sebagai pola asuh. Setiap
orang tua berusaha menggunakan cara yang paling baik menurut mereka dalam
mendidik anak. Untuk mencari pola yang terbaik maka hendaklah orang tua
mempersiapkan diri dengan beragam pengetahuan untuk menemukan pola asuh yang
tepat dalam mendidik anak.
2. Pola Asuh
Pola
pengasuhan orang tua adalah cara-cara orangtua berinteraksi secara umum dengan
anaknya. Pola pengasuhan orangtua juga akan
memberikan pengaruh terhadap perkembangan kognisi anak. Dalam hal pengasuhan, pola
pengasuhan masing-masing orangtua berbeda-beda, ada yang berpola pengasuhan
otoriter, pengasuhan permisif dan pengasuhan otoritatif.
2.1
Tipe-tipe pengasuhan
a.
Pola pengasuhan otoriter, yaitu
orangtua berupaya menerapkan seperangkat peraturan kepada anak-anaknya secara
ketat dan sepihak. Karakteristik anak yang dihasilkan karena pola pengasuhan
ini ialah anak akan menarik diri dari pergaulan serta tidak puas dan tidak
percaya terhadap orang lain.
b.
Pola pengasuhan permitif, yaitu
orangtua memberikan kebebasan kepada anaknya dan kurang memberikan kontrol.
Maka, karakteristik yang dimiliki anak ialah kurang dalam harga diri,
kendali diri, dan kecenderungan untuk berekplorasi.
c.
Pola pengasuhan
otoritatif, yaitu orangtua otoritatif berupaya menerapkan peraturan kepada
anaknya melalui pemahaman bukan paksaan, dalam menyampaikan
peraturan-peraturannya dengan disertai
penjelasan yang dapat dimengerti. Anak akan mempunyai karakteristik hidup
mandiri; betangggung jawab secara
sosial; memiliki kendali diri, bersifat eksploratif, dan percaya diri.
Dari ketiga pola atau pola pengasuhan
orang tua kepada anak diatas, cara yang paling baik merupakan pola otoritatif.
Mengapa otoritatif? Ini dikarenakan
seorang anak yang dibesarkan dalam asuhan otoritatif memperlihatkan kemampuan
penyesuaian diri yang lebih baik. Dan dari
sini seorang anak cenderung memiliki rasa kendali yang lebih kuat serta dapat
diterima oleh teman dan orang-orang disekitarnya.
2.2
Contoh penerapan pola asuh
Berikut ini contoh penerapan cara asuh anak sejak dini menurut Dorothy Law
Nollte:
a.
Jika anak
dibesarkan dengan celaan, maka ia belajar memaki
b.
Jika anak
dibesarkan dengan permusuhan, maka ia belajar berkelahi
c.
Jika anak dibesarkan dengan penghinaan, maka ia
belajar menyesali diri
d.
Jika anak dibesarkan dengan toleransi, maka ia
belajar mengendalikan diri
e.
Jika anak dibesarkan dengan motivasi, maka ia
belajar percaya diri
f.
Jika anak dibesarkan dengan kelembutan, maka ia
belajar menghargai
g.
Jika anak dibesarkan dengan rasa aman, maka ia
belajar percaya
h.
Jika anak dibesarkan dengan dukungan, maka ia
belajar menghargai diri sendiri
i.
Jika anak dibesarkan dengan kasih sayang dan
persahabatan, maka ia belajar menemukan kasih dalam kehidupannya.
2.3
Faktor yang mempengaruhi
perbedaan pola asuh
Menurut Hurlock (1995) ada beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi pola asuh orang tua, yaitu karakteristik orang tua yang berupa :
a.
Kepribadian orang tua
Setiap orang
berbeda dalam tingkat energi, kesabaran, intelegensi, sikap dan kematangannya.
Karakteristik tersebut akan mempengaruhi kemampuan orang tua untuk memenuhi
tuntutan peran sebagai orang tua dan bagaimana tingkat sensifitas orang tua
terhadap kebutuhan anak-anaknya.
b.
Keyakinan
Keyakinan yang
dimiliki orang tua mengenai pengasuhan akan mempengaruhi nilai dari pola asuh
dan akan mempengaruhi tingkah lakunya dalam mengasuh anak-anaknya.
c.
Kesamaan pola asuh yang
diterima orang tua
d.
Penyesuaian dengan cara yang
disetujui kelompok
e.
Usia orang tua
f.
Pendidikan orang tua
g.
Jenis kelamin
h.
Status sosial ekonomi
i.
Konsep mengenai peran orang
tua dewasa
j.
Jenis kelamin anak
k.
Usia anak
l.
Temperamen
m.
Kemampuan anak
n.
Situasi
3
Peran keluarga
dalam pendidikan anak
Peran
keluarga dalam pendidikan anak di dalam keluarga merupakan konsekuensi logis
dari fungsi keluarga dalam kaitan dengan keberadaan dan status anak. Orang tua
dan anak sebagai komponen sistem utama keluarga merupakan suatu kesatuan dalam
mencapai tujuan keluarga.
Seiring
perubahan yang terjadi dalam kehidupan masyarakat, yang membawa dampak terhadap
semakin lemahnya kontrol keluarga luas, dan menguatnya kedudukan keluarga inti
dalam konstelasi kehidupan keluarga masa kini, maka diskursus megenai keluarga
inti mejadi penting dilakukan.
Oleh
karena itu bagaimana gambaran mengenai peran keluarga inti dalam pendidikan
anak di dalam keluarga, merupakan tema penting yang memerlukan pendekatan yang
tertentu untuk mendeskripsikannya
Daftar
Rujukan :
(http://www.pendidikankarakter.com/peran-pola-asuh-dalam-membentuk-karakter-anak/), diakses pada 15 Oktober 2012.
http://11006nh.blogspot.com/2012/06/pola-asuh-orang-tua.html, diakses pada 15 Oktober 2012
http://putri-lingkunganperkembangananak.blogspot.com/, diakses pada 3 Oktober 2012
http://edukasi.kompasiana.com/2011/01/07/lingkungan-perkembangan-anak/, diakses
pada 3 Oktober 2012
https://zhuldyn.wordpress.com/, diakses
pada 3 Oktober 2012
http://dbatmoko.blogspot.com/2012/04/lingkungan-perkembangan-anak.html, diakses
pada 3 Oktober 2012
No comments:
Post a Comment