Monday, December 5, 2022

Penyusunan Hasil best practice menggunakan metode STAR

 

 

 

 

BEST PRACTICE

PPG DALAM JABATAN

KATEGORI 2

 

 

 



 

 

ENYA DIBNA DIRIGWA

NO. UKG: 201800281898

 

 

 

 

 

UNIVERSITAS PGRI KANJURUHAN MALANG

2022


 

LK 3.1 Menyusun Best Practices (Aksi 1)

Menyusun Cerita Praktik Baik (Best Practice) Menggunakan Model CTL (Kontekstual) Terkait Pengalaman Mengoptimalkan Model Pembelajaran Inovatif

Lokasi SDN Rampal Celaket 1 Malang

Lingkup Pendidikan Sekolah Dasar

Tujuan yang ingin dicapai Mengoptimalkan model pembelajaran inovatif

Penulis Enya Dibna Dirigwa, S.Pd.

Tanggal 18 Oktober 2022

Situasi:

Kondisi yang menjadi latar belakang masalah, mengapa praktik ini penting untuk dibagikan, apa yang menjadi peran dan tanggung jawab anda dalam praktik ini.

Ada beberapa factor yang menyebabkan guru kurang mengoptimalkan model pembelajaran yang inovatif, diantaranya yaitu guru sudah cukup puas dengan model pembelajaran tradisional yang selama ini diterapkan di kelas dan kurangnya pengawasan dari atasan terkait penerapan model-model pembelajaran yang inovatif.

Selain itu, guru enggan mencoba model pembelajaran inovatif karena kurangnya motivasi dalam penerapannya. Dengan adanya kegiatan ini, saya bertanggung jawab untuk mulai menerapkan model-model pembelajaran yang inovatif dalam KBM dengan mempertimbangkan materi dan gaya belajar siswa.

Tantangan : 

Apa saja yang menjadi tantangan untuk mencapai tujuan tersebut? Siapa saja yang terlibat?

Tantangan saya dalam mencapai tujuan tersebut adalah diperlukan keikhlasan dalam meluangkan waktu untuk mempelajari berbagai macam model pembelajaran yang inovatif. Dengan banyaknya referensi yang dibaca, guru menjadi lebih mudah dalam melakukan penyesuaian antara model pembelajaran, gaya belajar siswa, dan materi pembelajaran yang akan diberikan.

Aksi : 

Langkah-langkah apa yang dilakukan untuk menghadapi tantangan tersebut/ strategi apa yang digunakan/ bagaimana prosesnya, siapa saja yang terlibat / Apa saja sumber daya atau materi yang diperlukan untuk melaksanakan strategi ini?

Langkah yang dilakukan untuk menghadapi tantangan tersebut diantaranya adalah membulatkan tekad untuk meluangkan waktu untuk mempelajari beragam model pembelajaran inovatif dari jurnal-jurnal ilmiah di situs google cendekia serta berdiskusi dengan rekan sejawat, kepala sekolah, serta pengawas sekolah.

Sumber daya yang diperlukan dalam melaksanakan strategi ini adalah koneksi internet yang stabil untuk dapat mengakses google cendekia serta melakukan komunikasi via whatsapp dengan rekan sejawat dalam rangka diskusi. Sedangkan materi yang saya bawa dalam penerapan aksi 1 ini yaitu ragam wujud benda dan bahan penyusunnya, pengukuran panjang, serta musyawarah.

Refleksi Hasil dan dampak:

Bagaimana dampak dari aksi dari Langkah-langkah yang dilakukan? Apakah hasilnya efektif? Atau tidak efektif? Mengapa? Bagaimana respon orang lain terkait dengan strategi yang dilakukan, Apa yang menjadi faktor keberhasilan atau ketidakberhasilan dari strategi yang dilakukan? Apa pembelajaran dari keseluruhan proses tersebut

Dampak dari penggunaan model pembelajaran CTL dalam membelajarkan materi perubahan wujud benda diantaranya:

1. Siswa menjadi lebih antusias karena metode kooperatif yang digunakan dalam menyelesaikan LKPD

2. Siswa menjadi lebih aktif 

3. Siswa dapat menampakkan rasa percaya dirinya dalam menyajikan hasil diskusi di depan kelas

4. Siswa menjadi terlatih dalam bekerja sama dengan sesama anggota kelompoknya.

Hasilnya cukup efektif, mengingat permasalahan yang diangkat dalam aksi ini adalah kurang inovatifnya guru dalam menerapkan atau memanfaatkan ragam model pembelajaran.

Factor keberhasilan dan ketidakberhasilan dalam hal ini adalah bergantung pada luas atau tidaknya wawasan guru dalam memahami model-model pembelajaran yang inovatif.

Dengan diangkatnya masalah ini pada aksi pertama, memberikan saya bekal untuk merancang aksi ke dua dengan lebih baik.


LK 3.1 Menyusun Best Practices (Aksi 2)

Menyusun Cerita Praktik Baik (Best Practice) Menggunakan Model Discovery Terkait Pengalaman Mengoptimalkan Keterampilan Memahami Bacaan Siswa

Lokasi SDN Rampal Celaket 1 Malang
Lingkup Pendidikan Sekolah Dasar
Tujuan yang ingin dicapai Mengoptimalkan keterampilan memahami bacaan siswa
Penulis Enya Dibna Dirigwa, S.Pd.
Tanggal 1 November 2022
Situasi:
Kondisi yang menjadi latar belakang masalah, mengapa praktik ini penting untuk dibagikan, apa yang menjadi peran dan tanggung jawab anda dalam praktik ini.
Ada beberapa factor yang menyebabkan keterampilan siswa dalam memahami bacaan masih rendah, diantaranya adalah:
1. Kemampuan membaca permulaan anak belum optimal.
2. Faktor perkembangan fisiologis dan intelektual siswa yang berbeda-beda.
3. Faktor kelelahan atau kurang fokus saat kegiatan membaca.
4. Kurangnya latihan memahami isi teks bacaan.
5. Faktor latar belakang keluarga dapat mempengaruhi nilai kemampuan bahasa anak.
Praktik ini penting untuk dibagikan karena rendahnya kemampuan siswa dalam memahami bacaan merupakan masalah yang sering terjadi di kelas rendah. Peran dan tanggung jawab saya di sini adalah melakukan bimbingan secara individu maupun kelompok pada siswa saya dalam pembelajaran di kelas.

Tantangan : 
Apa saja yang menjadi tantangan untuk mencapai tujuan tersebut? Siapa saja yang terlibat?
Tantangan yang saya hadapi dalam mencapai tujuan tersebut yaitu dalam hal manajemen waktu. Dengan keterbatasan waktu atau jam belajar di kelas karena juga harus berbagi dengan guru mapel lain, saya harus benar-benar mengatur waktu agar pembelajaran menjadi benar-benar efektif. 
Pihak yang terlibat tentu saja rekan sejawat, guru pamong, serta dosen pembimbing dalam melakukan pembimbingan dan diskusi pra-aksi 2.

Aksi : 
Langkah-langkah apa yang dilakukan untuk menghadapi tantangan tersebut/ strategi apa yang digunakan/ bagaimana prosesnya, siapa saja yang terlibat / Apa saja sumber daya atau materi yang diperlukan untuk melaksanakan strategi ini?
Langkah yang saya ambil dalam menghadapi tantangan tersebut yaitu mempersiapkan diri dengan simulasi mandiri di rumah sebelum mengajar, sehingga saya bisa memperkirakan waktu yang nantinya diperlukan dalam pembelajaran di kelas.
Dalam aksi ini saya menggunakan model discovery learning, dengan urutan sintaks: Pemberian Rangsangan, Pernyataan/Identifikasi Masalah, Pengumpulan Data, Pengolahan Data, Pembuktian, serta Menarik Kesimpulan.
Materi yang diambil dari kegiatan ini yaitu keajaiban perubahan wujud benda di sekitar khususnya penguapan dalam proses terbentuknya garam, konversi waktu, serta seni melipat kertas. Sumber daya yang digunakan dalam penerapan strategi ini yaitu video proses terbentuknya garam, video origami, dan kertas lipat.

Refleksi Hasil dan dampak:
Bagaimana dampak dari aksi dari Langkah-langkah yang dilakukan? Apakah hasilnya 
efektif? Atau tidak efektif? Mengapa? Bagaimana respon orang lain terkait dengan strategi yang dilakukan, Apa yang menjadi faktor keberhasilan atau ketidakberhasilan dari strategi yang dilakukan? Apa pembelajaran dari keseluruhan proses tersebut
Dengan adanya kegiatan berkelompok dan menyaksikan tayangan video, siswa menjadi lebih antusias dan bersemangat dalam belajar. Dengan adanya kegiatan tersebut pula, siswa dapat bekerja sama menyelesaikan masalah dalam hal pemahaman bacaan dalam bentuk teks. Hal ini dikarenakan sebelum siswa diminta mencermati bacaan dalam bentuk teks, mereka disajikan tayangan video terkait teks yang akan dicermati. Hal ini dapat mempermudah siswa dalam memahami bacaan. Strategi ini terbukti aktif dengan melihat hasil evaluasi akhir yang menyatakan lebih dari 80% siswa mendapatkan nilai di atas 75 (KKM).


LK 3.1 Menyusun Best Practices (Aksi 3)

Menyusun Cerita Praktik Baik (Best Practice) Menggunakan Model Discovery Terkait Pengalaman Mengoptimalkan Keterampilan Mengerjakan Soal HOTS

Lokasi SDN Rampal Celaket 1 Malang
Lingkup Pendidikan Sekolah Dasar
Tujuan yang ingin dicapai Mengoptimalkan keterampilan mengerjakan soal HOTS
Penulis Enya Dibna Dirigwa, S.Pd.
Tanggal 10 November 2022
Situasi:
Kondisi yang menjadi latar belakang masalah, mengapa praktik ini penting untuk dibagikan, apa yang menjadi peran dan tanggung jawab anda dalam praktik ini.
Ada beberapa factor yang menyebabkan keterampilan siswa dalam mengerjakan soal HOTS masih rendah, diantaranya adalah:
1. Kemampuan membaca permulaan anak belum optimal
2. Faktor kelelahan
3. Faktor latar belakang keluarga dapat mempengaruhi nilai kemampuan bahasa anak
4. Tidak terbiasa menggunakan kata tanya dalam Bahasa Indonesia
5. Kurang sering berlatih soal
Praktik ini penting untuk dibagikan karena rendahnya kemampuan siswa dalam mengerjakan soal HOTS merupakan masalah yang sering terjadi di kelas rendah. Peran dan tanggung jawab saya di sini adalah melakukan bimbingan secara individu maupun kelompok pada siswa saya dalam pembelajaran di kelas.

Tantangan : 
Apa saja yang menjadi tantangan untuk mencapai tujuan tersebut? Siapa saja yang terlibat?
Tantangan yang saya hadapi dalam mencapai tujuan tersebut yaitu dalam hal manajemen waktu. Dengan keterbatasan waktu atau jam belajar di kelas karena juga harus berbagi dengan guru mapel lain, saya harus benar-benar mengatur waktu agar pembelajaran menjadi benar-benar efektif. 
Pihak yang terlibat tentu saja rekan sejawat, guru pamong, serta dosen pembimbing dalam melakukan pembimbingan dan diskusi pra-aksi 3.

Aksi : 
Langkah-langkah apa yang dilakukan untuk menghadapi tantangan tersebut/ strategi apa yang digunakan/ bagaimana prosesnya, siapa saja yang terlibat / Apa saja sumber daya atau materi yang diperlukan untuk melaksanakan strategi ini?
Langkah yang saya ambil dalam menghadapi tantangan tersebut yaitu mempersiapkan diri dengan simulasi mandiri di rumah sebelum mengajar, sehingga saya bisa memperkirakan waktu yang nantinya diperlukan dalam pembelajaran di kelas.
Dalam aksi ini saya menggunakan model discovery learning, dengan urutan sintaks: Pemberian Rangsangan, Pernyataan/Identifikasi Masalah, Pengumpulan Data, Pengolahan Data, Pembuktian, serta Menarik Kesimpulan.
Materi yang diambil dari kegiatan ini yaitu kalimat permasalahan, kalimat penyelesaian masalah, serta hak dan kewajiban di lingkungan sekolah. Sumber daya yang digunakan dalam penerapan strategi ini yaitu power point interaktif dan kartu masalah.

Refleksi Hasil dan dampak:
Bagaimana dampak dari aksi dari Langkah-langkah yang dilakukan? Apakah hasilnya 
efektif? Atau tidak efektif? Mengapa? Bagaimana respon orang lain terkait dengan strategi yang dilakukan, Apa yang menjadi faktor keberhasilan atau ketidakberhasilan dari strategi yang dilakukan? Apa pembelajaran dari keseluruhan proses tersebut
Dengan adanya media power point interaktif, siswa menjadi lebih bersemangat dalam kegiatan tanya jawab dan lebih tertantang untuk menyelesaikan permasalahan yang disajikan. Siswa pun belajar menyelesaikan permasalahan dalam bentuk kalimat saran secara berkelompok dan dapat menemukan hak dan kewajiban melalui diskusi. Dengan kegiatan ini, mereka jadi lebih paham tentang kalimat saran. Hal ini dibuktikan dengan lancarnya mereka saat permainan “kartu masalah”. Mereka dapat menyusun kalimat saran secara spontan dan lisan di depan kelas dengan percaya diri.
Jika dilihat dari hasil presentasi dan LKPD, strategi ini tampak berhasil. Namun, jika dilihat dari hasil pengerjaan soal evaluasi, perlu diadakan siklus ke dua karena hasil yang dicapai masih kurang dari 80% siswa mendapatkan nilai di atas KKM.



LK 3.1 Menyusun Best Practices (Aksi 4)

Menyusun Cerita Praktik Baik (Best Practice) Menggunakan Model Problem Based Learning (PBL) Terkait Pengalaman Pemaksimalan Teknologi Informatika dalam Pembelajaran

Lokasi SDN Rampal Celaket 1 Malang
Lingkup Pendidikan Sekolah Dasar
Tujuan yang ingin dicapai Mengoptimalkan pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran
Penulis Enya Dibna Dirigwa, S.Pd.
Tanggal 24 November 2022

Situasi:
Kondisi yang menjadi latar belakang masalah, mengapa praktik ini penting untuk dibagikan, apa yang menjadi peran dan tanggung jawab anda dalam praktik ini.
Ada beberapa factor yang menyebabkan pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran masih rendah, diantaranya adalah:
1. Tidak adanya proyektor permanen di kelas
2. Perubahan sistem pembelajaran dari daring ke luring
3. Guru ingin memberikan suasana baru pada siswanya dalam pembelajaran luring
4. Kurangnya pelatihan pembuatan media pembelajaran berbasis ICT
5. Guru perlu meluangkan waktu di luar jam pembelajaran untuk mengembangkan media pembelajaran berbasis ICT
Praktik ini penting untuk dibagikan karena rendahnya pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran merupakan masalah yang sering terjadi pasca pandemic (perubahan model pembelajaran daring ke luring). Peran dan tanggung jawab saya di sini adalah kembali membangkitkan semangat untuk berinovasi dalam pemanfaatan teknologi di kelas untuk menunjang keberhasilan pembelajaran.

Tantangan : 
Apa saja yang menjadi tantangan untuk mencapai tujuan tersebut? Siapa saja yang terlibat?
Tantangan yang saya hadapi dalam mencapai tujuan tersebut yaitu dalam hal peminjaman proyektor portabel. Perlu diketahui sebelumnya bahwa sekolah hanya memiliki dua proyektor portable untuk digunakan dalam pembelajaran, jadi strategi saya adalah meminta ijin petugas sarpras dua hari sebelumnya agar saat praktek berlangsung proyektor tersebut tidak digunakan oleh guru kelas lain. Selain itu, saya juga perlu menemukan video berita yang benar-benar pernah terjadi di Indonesia terkait aksi perusakan fasilitas umum beserta dampaknya untuk diangkat sebagai bahan ajar.
Pihak yang terlibat tentu saja rekan sejawat, guru pamong, serta dosen pembimbing dalam melakukan pembimbingan dan diskusi pra-aksi 4.

Aksi : 
Langkah-langkah apa yang dilakukan untuk menghadapi tantangan tersebut/ strategi apa yang digunakan/ bagaimana prosesnya, siapa saja yang terlibat / Apa saja sumber daya atau materi yang diperlukan untuk melaksanakan strategi ini?
Langkah yang saya ambil dalam menghadapi tantangan tersebut yaitu mencari video berita perusakan fasilitas umum, membeli koran setiap hari untuk menemukan berita yang relevan untuk diangkat siswa ke dalam madding mini, dan melakukan pemesanan peminjaman proyektor kepada penanggung jawab sarpras sekolah.
Dalam aksi ini saya menggunakan model PBL, dengan urutan sintaks: Orientasi Masalah, Mengorganisasikan, Membimbing Penyelidikan Individu Maupun Kelompok, Mengembangkan dan Menyajikan Hasil Karya, serta Menganalisis dan Mengevaluasi Proses Pemecahan Masalah.
Materi yang diambil dari kegiatan ini yaitu kalimat permasalahan, kalimat penyelesaian masalah, serta hak dan kewajiban sebagai warga negara. Sumber daya yang digunakan dalam penerapan strategi ini yaitu power point berisi beberapa video cuplikan berita perusakan fasum, koran, kertas manila sebagai bahan madding mini, dan proyektor.

Refleksi Hasil dan dampak:
Bagaimana dampak dari aksi dari Langkah-langkah yang dilakukan? Apakah hasilnya 
efektif? Atau tidak efektif? Mengapa? Bagaimana respon orang lain terkait dengan strategi yang dilakukan, Apa yang menjadi faktor keberhasilan atau ketidakberhasilan dari strategi yang dilakukan? Apa pembelajaran dari keseluruhan proses tersebut
Dengan adanya kegiatan mengamati cuplikan berita, kegiatan belajar berkelompok, dan pembuatan madding mini, siswa jadi lebih tertantang untuk membuat kalimat penyelesaian masalah. Mereka jauh lebih antusias dari pembelajaran di hari-hari sebelumnya karena baru mengalami model pembelajaran berbasis masalah. Dengan adanya madding mini, mereka juga bersemangat untuk menunjukkan karya terbaiknya pada teman-teman kelompok lain. Dengan adanya stiker bintang, mereka juga belajar mengapresiasi karya orang lain. Strategi ini terbukti aktif dengan melihat hasil evaluasi akhir yang menyatakan lebih dari 80% siswa mendapatkan nilai di atas 75 (KKM).


No comments:

Post a Comment